Senin, 13 Oktober 2008

hmmmh

hummmmh...
lagi-lagi, pagi ini ngantuk banget. ya Allah kenapa aku tidur lagi abis subuh tadi yah... padahal rasanya aku mesti melakukan banyak hal hari ini.

ups, wait a minute...
ngga ding, aku malah ngga ada kerjaan, kuliah ngga (udah lewat masanya), ke kampus? (ngapain juga... kartu anggota CDA baru selese rabu),

trus ke mana? paling ke warnet, buka berbagai macam website yang menawarkan lowongan kerja...
ini juga sebenernya udah ngirim banyak bangget... tinggal nunggu sama berdoa =)

oia aku mesti call ketua BEM KM IPB, sekedar menanyakan jadwalnya plus minta jadwal ketemuan buat acara workshop peradaban islam hizbut-tahrir chapter kampus.
oke deh, aku tanya icank deh, dia kan orang yang paaaaling luas networknya, bahkan network ke orang-orang yang mungkin ku pikir ngga penting hehe... ada2 aja...

bingung nih...
rasanya udah buntu di kampus, kayaknya perlu suasana baru...
perlu daerah baru...
sejujurnya, di kampus kok rasanya terlalu banyak kegagalan...
ini bukan masalah kuliah, tokh aku udah beres dengan ipk yang ngga jelek, masih bertahan >3

ini masalah tanggung jawabku...sebagai manusa penyeru kebaikan. kok rasanya banyak yang kewajiban yang ngga aku kerjakan, banyak hal yang semestinya ngga dilakukan, tapi aku kerjain... astagfirullah... ya Allah maafkan aku...

hmmmh apa yang harus aku wariskan buat adek2ku setelah aku pergi...?
duuuuhhhh kok baru sadar sekarang yah...
ah...

Jumat, 10 Oktober 2008

hadiah berharga dariNya

pernah ada seorang anak yang hidup sangat miskin. ia tak pernah meminta dilahirkan dari keluarga miskin, hanya takdir Allah yang menjadikannya demikian. ia pun tak pernah meminta beban hidup yang berat di masa kecilnya, melainkan semuanya sudah ada sebelum ia dilahirkan. sepenggal cerita masa kecilnya pernah ku dengar...

sebuah cerita tentang perjuangan anak manusia, melawan dunia demi sebuah harapan yang ia tanamkan di masa depan.

aku pernah tahu apa yang dilakukannya setiap pagi, ibunda tercinta mencincang pisang mentah, membakarnya dan menambahkan parutan kelapa diatasnya, maka jadilah sarapan paginya, urap bakar pisang mentah, sebuah nama makanan yang aku sering tak tega bahkan untuk menyebutkan namanya.

ia berangkat sekolah dengan sebilah sabit, dan wadah rumput, sepasang teman setianya. perjuangan dimulai dengan mengantarkan daun sirih atau daun apapun yang bisa dijual ibunya di pasar. salam terbaik yang pernah ia terima di pagi hari adalah cemoohan pamannya "untuk apa sekolah? wong kere kok pengen sok kaya..."

ia mengajariku bersyukur ketika aku memakai sepatu baru, ia hanya berkata "aku tak pernah memakai sepatu di sekolah, jangankan sepatu, bahkan seragampun aku tak pernah punya..."

sepulang sekolah ia menyabit rumput, menggembala sapi, mencari makan siang sendiri...
aku bahkan tak pernah bisa membayangkan, bagaimana anak sekecil itu menghadapi perjuangan seberat itu...


secuil cerita yang pernah ku dengar itu begitu menancap dalam hatiku,
dan jika kau bertanya siapa dia?
mengapa dia bercerita kepadaku?

yah... dialah ayahku
dengan masa kecil yang suram penuh penderitaan. namun tak pernah ada sesuatupun yang mampu menghentikan hasratnya untuk berhenti berbuat.
takdir Allah bukanlah sesuatu yang harus ditangisi.
ia mengajariku bahwa yang terpenting adalah berpikir positif, memiliki impian dan berjuang untuk menggapainya, tak peduli pada caci maki, tak pernah menerima energi negatif, hanya yakin pada satu hal.. bahwa Allah menyayanginya dan selalu memberikan yang terbaik baginya... manusia hanya butuh usaha terbaik, selebihnya milik Allah..

dialah yang mewariskan berbagai bekal untukku menjalani kehidupan...

semoga Allah memberikan pahala baginya, dari setiap kebaikan yang dilakukan oleh kami, anaknya, karena ia yang telah mengajarkan kami semua kebaikan...


miss U so much pa...