Selasa, 03 Agustus 2010

The Beauty is You

Dalam sebuah perjalanan akhir pekan, antara Purwakarta-Bandung. Di dalam sebuah bis, akhirnya aku bisa sejenak menyimpan beban pekerjaan yang selama seminggu kemarin terus membebani kepala. sengaja mengambil posisi duduk di sebelah kanan, di sisi jendela, agar bisa menikmati pemandangan yang dilalui sepanjang perjalanan nanti. Meski penuh sesak, kucoba untuk me-rileks-kan badan yang kelelahan. sore yang cerah berawan disertai semilir angin yang menyelusup melalui celah jendela, pasti akan menjadi perjalanan yang menyenangkan.

Beberapa saat setelah pintu tol ciganea, bis mulai bisa melaju dengan kecepatan tinggi, membelah angin menyusuri jalan tol penghubung Jakarta Bandung yang belum berumur lama itu. Pemandangan sepanjang pinggiran jalan tol yang membosankan membuat sejenak pikiranku melayang, dan terus menjauh menyusuri masa lalu.

Aku sempat hampir tertidur ketika kemudian tersadar karena melihat sebuah keajaiban di depan mata.

di ufuk barat aku melihat awan yang menutupi matahari perlahan menepi. Membiarkan sinar senja yang keemasan menyapu hangat seluruh permukaan bumi, menyelusup melalui celah celah awan yang semakin menipis di akhir sore ini. Menyapu setiap jengkal udara terbuka, menyentuh setiap inci permukaan bumi. Adalah kebahagiaan yang sempurna ketika cahaya itu juga menyinari wajahku di balik kaca jendela bis itu. Belum selesai Aku mengagumi keindahan langit sore itu, tiba tiba...

Ya Allah, aku terperanjat ketika melihat padang ilalang yang tersapu cahaya senja yang baru muncul itu. Aku baru menyadari, bahwa ilalang yang memenuhi ladang terbengkalai itu benar-benar tak biasa. relief bebukitan yang biasanya hanya berwarna hijau polos itu, sore ini sangat berbeda. Mereka semua sedang serentak berbunga. Bunga putihnya seperti ulat bulu yang berdiri, berdiri tegak, putih seperti lilin, namun bergoyang anggun gemulai ketika tersentuh hembusan angin, dan mereka, tengah muncul dari setiap tanaman ilalang yang terhampar itu, entah berapa milyar bunga yang ada di sana... dan jangan tanyakan apa yang kurasakan saat itu. Padang ilalang itu tengah berubah menjadi hamparan permadani halus berwarna hijau putih, indaaaaah, jauh lebih indah dari hamparan bunga yang pernah kulihat di taman nusantara. Reliefnya yang bergelombang disertai polesan sinar mentari senja, benar-benar melarutkanku dalam sebuah haru yang dalam, dalam kekaguman atas segala Kebesaran-Nya, atas sebuah mahakarya permadani raksasa yang dibuat oleh sentuhan kuasa-Nya, melalui sesuatu yang tak terduga, rumput liar... Ilalang!

Perjalanan itu menjadi sarat makna bagi hidupku, betapa ilalang yang kehadirannya selalu diidentikkan dengan ketidekterawatan lahan, ketiadaan penghuni rumah tua, atau segala hal negatif lainnya, ternyata mampu menimbulkan kekaguman yang tak terduga.

Maka di penghujung hari yang menakjubkan itu, Aku merenung, Jika ilalang yang berupa rumput liar saja bisa berubah menjadi seindah itu...

Tak perlu tempat yang mewah, tak perlu harga yang mahal, tak perlu nama terkenal, karena...
THE BEAUTY is YOU!
Keindahan itu ada dalam diri kita, seindah sikap kita dalam mengindahkan kehidupan ini.

Dan kemudian aku teringat pada sebuah ayat yang sering diulang dalam Al Quran

“maka nikmat Tuhan yang manakah yang kamu dustakan...?

Terimalah kehidupan dengan ikhlas, syukurilah... maka hidup yang liar seperti ilalang akan berubah menjadi seindah permadani ilalang yang berkilau tersapu cahaya senja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar